Sabtu, 03 September 2011

Olahragalah Tanpa Sepatu untuk Melatih Telapak Kaki

Saat berolahraga, sepatu dapat melindungi telapak kaki dari benda tajam atau kotoran di jalan. Namun jika terlalu sering berolahraga memakai sepatu, efeknya kurang bagus bagi keseimbangan tubuh, karena kaki menjadi tidak stabil menopang berat badan.
olahraga tanpa sepatu
ilustrasi
Seorang podiatris atau ahli kesehatan kaki lulusan New York College of Podiatric Medicine, Dr Emily Splichal mengatakan kaki manusia sudah didesain untuk berdiri dengan stabil. Namun di pasaran, banyak sepatu dan alas kaki yang mengklaim dapat membuat kaki lebih stabil.
Bukannya bermanfaat, kadang-kadang sepatu yang terlalu canggih justru merugikan mekanisme alami yang dimiliki oleh kaki manusia untuk menyeimbangkan diri. Karena itu, sekali waktu kaki tetap harus dipakai untuk berolahraga tanpa memakai alas.
Manfaat olahraga tanpa alas kaki menurut dr Splichal ada 2, yakni menjaga kekuatan otot khususnya di telapak kaki sekaligus menjaga kelenturannya. Kedua hal yang menjadi kelebihan kaki manusia ini makin lama makin diambil alih oleh teknologi sepatu olahraga.
Untuk melatih kekuatan dan kelenturan otot telapak kaki, caranya adalah dengan berdiri tanpa alas kaki di atas selembar kain atau handuk yang sudah tidak dipakai. Dengan menggunakan kekuatan jari dan jempol kaki, handuk atau kain tersebut harus dilipat-lipat sampai terasa pegal.
Cara lain yang bisa dilakukan untuk melatih otot telapak kaki adalah dengan menggunakan kelereng. Caranya hampir sama, yakni sambil berdiri lalu menggunakan kekuatan jari dan jempol kaki untuk memungut kelereng yang dibiarkan berserakan di lantai.
Jika kekuatan dan kelenturan otot di telapak kaki terjaga, maka berbagai fitur pada sepatu olahraga yang harganya mahal sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan oleh kaki manusia. Kalaupun mau dipakai, tentunya kaki yang sehat akan memberikan kestabilan yang lebih baik.
“Secara alami kaki manusia memiliki sistem peredam kejut (shock absorber) sendiri, hanya saja sistem tersebut jadi malas karena terlalu sering dibantu oleh sepatu berperedam kejut,” ungkap dr Splichal seperti dikutip dari Foxnews, Selasa (4/8/2011)
Sumber : Inidanitu

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda